Sunday, November 30, 2008

Kematian-Roh dan tubuh manusia.

Setiap Hari KUBUR akan Menyeru Manusia Sebanyak Lima (5) Kali....


a. Datanglah ke-rumah ku yang sempit.......

(maka kamu akan senang dengan selalu

membaca Al-Quran.)



b. Datanglah ke-rumah ku yang gelap......

(terangilah aku dengan selalu solat malam.)

c. Datanglah ke-rumahku yang penuh dengan

Tanah dan debu....

(maka bawalah amal soleh untuk menjadi

hamparan.)

d. Datanglah ke-rumahku yang penuh dengan ulat......

(bawalah amalan Bismillah sebagai penawar.)

e. Datanglah ke-rumahku untuk menjawab pertanyaan dari Munkar dan Nakir....

(maka banyaklah bacaan "Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah", supaya kamu dapat

jawapan kepadanya.)

MATI dan hidup adalah dua peristiwa atau dua keadaan. Maka terhadap dua perkara tersebut ada orang yang ingin and ada pula orang yang takut. Bahkan mengingat-ingat kematian dapat memorakporandakan manisnya kehidupan dunia. Ia bagaikan duri yang berada dalam kerongkongan manusia.

Ada orang yang ingin mati dan takut hidup kerana hebatnya penderitaan-penderitaan yang dialaminya dalam hidupnya, penderitaan rohani (Bathin) atau penderitaan Jasmani (lahir). Inilah yang dinamakan orang yang putus asa. Ini adalah tanda-tanda kekufuran.

Tapi ada pula orang ingin mati bukan kerana takut hidup, tatpi kerana kepercayaan bahawa kematiannya itu akan membawa kemenangan dan kebahagian bagi agama, bangsa dan tanahair yang ditinggalkan, dan membawa kemenagan dan kebahgian baginya di Alam Akhirat.

Marilah kita kaji faktor apakah yang menyebabkan manusia takut akan kematian. Meskipun ada segelintir manusia, alih-alih takut, sebaliknya menyambut kedatangannya dengan senyum.

Mengapa Takut ?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan manusia menjadi takut mati. Di antaranya adalah menafsirkan mati dengan fana’.

Secara alamiah setiap manusia takut ketiadaan (‘adam). Ia lari dari sakit karena sakit adalah ‘adamus-sihhah [ketiadaan sehat]. Manusia lari dari kegelapan karena gelap adalah tiadanya cahaya dan lain sebagainya. Bahkan manusia takut tidur sekamar dengan orang mati. Meskipun mayat itu adalah temannya sendiri. Padahal ia senang tidur bersamanya ketika masih hidup. Mengapa demikian ? Karena mati adalah tiadanya kehidupan.

Sudah barang tentu, kalau kita mengertikan maut adalah akhir dari segala sesuatu, maka akibatnya kita takut kepadanya. Sebaliknya, kalau maut kita ertikan pemula dari segala sesuatu, maka kita akan mengharapkannya (Ustadz Makarim Syirazi).

Dua Pandangan yang Berbeza

Kita melihat ada tiga jenis manusia. Pertama, manusia yang takut mati. Kedua, manusia yang menyambut kematian dengan senang hati. Dan ketiga orang ingin mati dan takut hidup. Hal ini timbul karena pandangan mereka tentang kematian berbeda.

Golongan pertama adalah orang-orang yang tidak percaya adanya dunia setelah kematian atau mereka percaya, tapi tidak sepenuh hati. Oleh karena itu, mereka menganggap detik kematian adalah detik perpisahan dengan segala sesuatu.

Sedangkan golongan kedua adalah orang-orang yang memandang kematian sebagai kelahiran baru, dari dunia yang sempit ke dunia yang maha luas. Golongan kedua ini sangat merindukan kematian. Imam ‘Ali bin Abi Thalib berkata, "Demi Allah, ‘Ali merindukan kematian melebihi bayi yang merindukan air susu ibunya."

Dan orang ketiga adalah orang yang berputus asa, iaitu satu sifat yang amat dicela oleh Agama Islam, iaitu sifat-sifat orang yang kafir.

Firman Allah SWT:

يَا بَنِيَّ اذْهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ

تَيْأَسُواْ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِلا

الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ


"Wahai anak-anakku! Pergilah dan intiplah khabar berita mengenai Yusuf dan saudaranya Bunyamin, dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah itu melainkan kaum yang kafir." ( Surah Yusuf:87)

Bukanlah suatu hal yang mengherankan jika kita membaca sejarah, manusia seperti Imam Husain dan para sahabatnya sangat merindukan kematian. Makin dekat kesyahidan mereka, kegembiraan mereka semakin bertambah. Kerinduan mereka untuk bertemu dengan Kekasih Sejati makin tidak tertahankan lagi. Wajah-wajah mereka semakin bercahaya karena semakin dekatnya perjumpaan dengan Allah.

Ketika racun pedang Abdurrahman Ibnu Muljam telah mengenai leher Imam ‘Ali, maka saat demi saat keadaan ‘Ali semakin parah dan racun kian menampakkan reaksinya. Sahabat-sahabat Imam menjadi sangat terharu dan berduka sekali. Mereka tidak dapat lagi menahan titisan air mata, bahkan sebagian dari mereka ada yang berteriak histeria. Akan tetapi mereka melihat wajah ‘Ali as berseri-seri dan selalu tersenyum. Beliau berkata :

"Demi Tuhan Ka’bah, aku telah berjaya ! Apa yang telah menimpaku bukan merupakan hal yang kubenci. Sama sekali tidak ! Syahid di jalan Allah sejak dulu sudah merupakan hal yang senantiasa aku angan-angankan. Dan bagiku, apa yang lebih baik dan berharga daripada syahadah dalam keadaan ibadah ?"

Firman SWT:

وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاء

عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

"Dan jangan sekali-kali engkau menyangka orang yang terbunuh pada jalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki." (Surah Ali-'Imran:169)

Lagi Firman Allah SWT:

فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ

يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ

يَحْزَنُونَ

"Mereka bergembira dengan kurniaan Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan mereka bergembira dengan berita baik mengenai orang Islam yang masih tinggal di belakang, yang belum sampai kepada mereka, bahawa tidak ada kebimbangan terhadap mereka, dan mereka pula tidak berdukacita." (Surah Ali-'Imran:170)

Dan Firman Allah SWT lagi:

يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ

أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ

"Mereka bergembira dengan balasan nikmat Allah dan limpah kurniaNya; dan (ingatlah), bahawa Allah tidak menghilangkan pahala orang yang beriman." (Surah Ali-'Imran:171)

Mereka begitu yakin berperang membela kebenaran Fi Sabilillah yang pasti akan mendapat ganjaran, nikmat dan kurnia dari Allah SWT. Mereka ini berlomba-lomba maju ke-medan perang dan ingin mati mati medan peperangan. Mereka akan rasa sedih kerana tidak memperolehi mati syahid yang sanagt mereka rindukan.

Saatnya Sakaratul Maut :

Sebelum nya manusia dicabut, anggota-anggota tubuhnya mengucapkan selamat berpisah satu sama lain. Allah subhanahu wa Ta'ala menerangkan betapa beratnya proses kematian yang dialami manusia.

Firman Allah SWT:

وَجَاءتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ

"Dan datanglah sakratulmaut dengan kebenaran. Inilah perkara yang engkau selalu lari daripadanya!" (Surah Qaaf:19)

Dan Firman Allah SWT:

وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ

"Dan sekiranya engkau melihat ketika orang yang zalim itu dalam penderitaan sakratulmaut". (Surah Al-An'aam:93)

Lagi Firman Allah SWT:

فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ

"Maka alangkah eloknya kalau semasa (roh seseorang yang hampir mati) sampai ke kerongkongnya." (Surah Al-Waqi'ah:83)

Lagi Firman Allah SWT:

كَلَّا إِذَا بَلَغَتْ التَّرَاقِيَ

"Sedarlah apabila rohnya sampai ke pangkal kerongkongan." (Surah Al-Qiaamah:26)

Al-Bukhari meriwayatkan dari Aishah ra: "Bahawa dihadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pada saat beliau akan meninggal ada sebuah wadah atau bejana berisi air. Maka mulailah beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam air dan mengusap-nya ke wajah, seraya mengucapkan, "Laa IIaha illallah, sesungguhnya kematian itu diiring sakarat-sakarat." Kemudian beliau menegakkan tanganya berkata, "Bersama Ar-Rafiq Al-A'la, sampai beliau dicabut nyawanya, dan tangannya pun condong". (Hadith Al-Bukhari)

At-Tarmizi telah meriwayatkan pula dari Aishah ra: "Aku tidak dapat berharap seseorang akan mengalami keringanan maut, setelah saya melihat betapa beratnya kematian yang dialami Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam". (Hadith At-Tarmizi, dan dinyatkan shahih oleh Al-Albani Rahimalullah)

Dan Dalam Shahih Al-Bukhari, dari Aishah ra dia berkata: "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meninggal, dan sesungguhnya beliau benar-benar berada diantara tulang selangkaku san ujung daguku. Aku tidak akan membenci selamanya terhadap beratnya kematian seseorang setalah Nabi". (Hadith Al-Bukhari)

Alquran dan hadis menjelaskan bahwa ada empat macam pencabutan nyawa :

1. Orang-orang soleh mati dengan mudah. Imam ‘Ali as berkata, "Ketika orang-orang soleh meninggal dunia, mereka diberi berita gembira, sehingga mereka merasa senang dan menyukai kematian itu."

2. Orang-orang baik yang meninggal dengan sulit. Nabi Saww bersabda, "Kematian adalah kaffarah dosa-dosa mukminin. Setelah itu mereka tidak akan merasakan siksaan lagi."

3. Orang-orang yang tidak soleh, namun matinya mudah. Imam Al-Kazhim as berkata, "Sebagian orang kafir meninggal dunia dengan mudah disebabkan sejumlah perbuatan baiknya. Sebagian orang kafir memiliki amal soleh. Amal soleh itulah yang menjadikan mudah kematiannya."

4. Orang-orang zalim yang meninggalnya sulit. Kesulitannya itu merupakan siksaan pertama bagi mereka.

ROH DAN TUBUH

Semua manusia sudah mengetahui, bahawa kita manusia terdiri atas dua unsur, iaitu unsur roh dan unsur jasad (Tubuh). Roh (nyawa) dan nafs (jiwa) adalah sama, dan ia adalah jisim lembut yang mirip dengan jasad kasar, dapat ditarik dan dikeluarkan. Ia tidak mati dan tidak rosak. Roh adalah satu unsur Ilahi, sesuatu yang hanya Allah sahaja yang mengetahui akan rahasianya, bukan terdiri dari benda (Material).

Bilal ra berkata dalam hadith riwayat Al-Wadi: "Jiwa, wahai Rasulullah, diambil oleh Yang mengambil jiwamu". (Hadith Muslim)

Sabda Rasulullahu Shallallahu Alaihi wa Sallam: "Sesungguhnya ketika roh dicabut, ia diikuti oleh pandangan mata". (Hadith Muslim)

Namun demikian, orang-orang masih juga berselisih pendapat tentang roh. Tapi, pendapat yang paling shahih mengenai roah ialah pendapat yang dikemukakan diatas, iaitu pendapat Ahlu Sunnah, bahawa roh adalah jsim juga, sebagaimana firman Allah SWT:

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا

"Allah mengambil jiwa ketika sampai ajalnya". (Surah Az-Zumar:42)

Siapa pun yang mengatkan roh itu mati dan binasa, dia telah menyimpang (Mulhid). Sama seperti orang berpendapat terjadinya reinkarnasi. Nyawa adalah terpelihata dengan penjagaan Allah. Ada diantaranya yang diberi nikmat dan ada pula yang diazab.

Kebanyakkan pengetahuan manusia tentang roh amat sederhana sekali, sehingga kebanyakkan mereka tidak memikirkan dan tidak mementingkan akan masaalah-masaalah roh atau jiwa mereka sendiri. Mereka hanya mementingkan masaalah-masaalah jasmani, saperti, pakaian, makan, minum dan kesenangan-kesenangan hidup duniawi sahaja.

Jadi adalah dua perkara yang pasti ditempuh/dialami oleh setiap manusia. Yang pertama ialah MATI, yang kedua ialah sesudah MATI akan hidup kembali dai Alam Barzakh atau Alam Akhirat. Mati adalah satu perkara yang paling ditakuti oleh hampir setiap manusia kecuali beberapa manusia yang sudah putus asa dalam penghidupan ini, yang ingin lekas mati.

Jelas sekali manusia takut mati disebabkan mati bererti meninggalkan segala yang ia miliki atau disukai, berpisah dengan segala yang disayangi atau dicintai. Berpisah dengan Isteri, anak, Ibu bapa, berpisah dengan harta benda dan pangkat, berpisah dengan dunia dan segalanya.

Berpisah sebentar sahaja dengan anak dan isteri, manusia dapat mengalirkan air mata kesedihan, apalagi kalau berpisah buat selama-lama nya.....

Ketahuilah bahawa unsur roh adalah unsur samawi, unsur yang tinggi, asalnya dari atas (langit), sedang jasad (Tubuh) adalah unsur ardhi, yang rendah, yang berasal dari tanah (bumi). Alam roh adalah alam rohani, yang hidup sendiri bukan kerana dihidupkan, tidak memerlukan makanan dan minuman, tidak memerlukan pakaian dan tempat.

Jasad unsurnya rendah, hisupnya kerana dihidupkan, geraknya kerana ada yang menggerakkan. Untuk hidup, jasad atau tubuh memerlukan makanan dan minuman. Jadi tujuan utama Allah memberi kita akal dan fikiran, roh yang sedar dan mengerti, ialah agar dengan akal dan fikiran itu kita dapat membezakan perbuatan-perbuatan yang baik dan yang jahat, agar kita melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang jahat dalam hidup kita.

Kita diberi Allah kesempatan hidup yang diatas dunia ini agar kita melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan sempurna sebanyak-banyaknya. Tetapi bila kesempatan hidup kita yang tidak kekal ini kita gunakan untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan jahat, maka sudah pasti tidak akan dibiarkan Allah sedemikian sahaja.

Banyak Ayat-ayat Allah dalam Al-Quran untuk kita Renungkan:

1. أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى

"Patutkah manusia menyangka bahawa ia akan ditinggalkan terbiar? " (Surah Qiamah:36)

2. إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

"Sesungguhnya Kami jadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya,kerana Kami

hendak menguji mereka, siapakah di antaranya yang lebih baik amalnya." (Surah Kahfi:7)

3. وَمَن كَفَرَ فَلَا يَحْزُنكَ كُفْرُهُ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ فَنُنَبِّئُهُم بِمَا

عَمِلُوا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

"Dan sesiapa yang kufur, maka janganlah engkau berdukacita tentang kekufurannya itu;

kepada Kamilah tempat kembalinya mereka, maka Kami akan jelaskan kepada mereka

akan apa yang mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan segala yang

terlindung dalam dada." (Surah Luqman:23)

4. وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُؤُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ

رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

"Sekiranya engkau melihat ketika orang yang berdosa itu menundukkan kepala di hadapan

Tuhan mereka sambil berkata: Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka

kembalikanlah kami ke dunia agar kami mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami

sekarang telah yakin dan beriman." (Surah as-Sajadah:12)

Demikianlah hebatnya siksaan yang akan menimpa diri manusia yang berbuat jahat di permukaan bumi ini. Mereka berlaku seakan-akan mereka akan terus hidup kekal di dunia ini.

Setelah mereka dihadapkan ke hadapan Allah di Akhiratnya, setelah disiksa Nereaka, mereka memohon agar dikembalikan hidup didunia dan berjanji akan mengerjakan segala kebaikan dan taat kepada perintah Allah.



Firman Allah SWT:

فَذُوقُوا بِمَا نَسِيتُمْ لِقَاء يَوْمِكُمْ هَذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ وَذُوقُوا

عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُون


"Lalu dikatakan kepada mereka) maka rasalah azab seksa kerana kamu melupai pertemuan hari kamu ini. Sesungguhnya Kami pun melupakan akan kamu, dan (dengan yang demikian) rasailah azab yang kekal dengan sebab apa yang kamu telah kerjakan." (Surah as-Sajadah:14)


Manusia wajib bertaubat dan berhentikanlah dari mengerjakan perbuatan-perbuatan kejahatan sebelum terdengar dengkuran maut dari tenggorokanya. Mudah-mudahan Allah sudi memberi taubat dan ampunanNya, kerana Allah Maha Pengasih, penyayang dan Allah sudi mengampuni dosa-dosa kita.



Dalam Firman Allah SWT:


قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا

مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ


الْغَفُورُ الرَّحِيمُ


"Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; Sesungguhnya Dialah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (Surah az-Zumar:53)


Janganlah kita binggung atau ragu-ragu tentang hidup sesudah mati sebagi kebingungan dan keraguan orang-orang kafir.


: Ingatlah akan mati kerana mati itu pasti. Ingatlah akan mati agar kita lebih berhati-hati dan bersedia.


Wallahu A'lam.

No comments: