Monday, January 26, 2009

AL QUR`AN BUKAN UNTUK HIASAN ATAU UKIRAN

Banyak sekarang ini kita dapati di rumah – rumah kaum muslimin , di masjid – masjid atau pun dimajlis – majlis ukir – ukiran atau kaligrafi – kaligrafi yang bertuliskan ayat –ayat Al Qur`an dan hadits – hadits Nabi ShallallahuAlaihi Wa Sallam ataupun Asmaul Husna yang digantungkan padanya . Pemandangan semacam ini bukanlah hal yang asing lagi ditengah –tengah kaum muslimin , wallahu a`lam, apa tujuan mereka melakukan hal tersebut . Mungkin mereka menganggap yang demikian itu merupakan bentuk ibadah ataukah tujuannya untuk sebagai hiasan saja atau untuk menolak bahaya atau sebagai bentuk pengagungan mereka terhadap ayat –ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala ataupun untuk mencari barakah dan yang lainya .

Maka berikut ini kita akan sampaikan penjelasan ulama dalam permasalahan ini. Berkata Syaikh Ibnu `Utsaimin Rahimahullah Ta`ala ; " Setelah memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala …( dalam khutbah ini ) saya akan memperingatkan dua perkara yang berkaitan dengan Al Qur`anul Karim ;

1) Sesungguhnya sebahagian besar mereka biasa menggantungkan tulisan – tulisan yang berisikan Al Qur`an didinding tempat duduk mereka / pertemuan mereka, saya tidak tahu mengapa mereka melakukan tersebut . Apakah mereka melakukannya dalam rangka ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, jika demikian maka ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan perbuatan tersebut adalah bid`ah yang tidak pernah dilakukan para shahabat dan orang – orang yang mengikuti mereka dengan baik . Ataukah mereka menggantungkan ayat –ayat tersebut dalam rangka menolak keburukan ? Maka perbuatan ini bukanlah perantara untuk menolak keburukan dari mereka karena menolak keburukan adalah dengan membaca Al Qur`an tersebut dengan lisannya sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ;

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الكُرْسِي فِيْ لَيْلَةٍ لم يَزَلْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ حَافِظ وَلاَ يَقْرَبُهُ شَيْطَانٌ حَتىَّ يُصْبِح

“Barang siapa yang membaca ayat kursi pada malam hari maka sentiasa dia akan mendapatkan penjagaan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan syaithan tidak akan mendekatinya sampai pagi hari . ( HR . Imam Bukhari dan An Nasai dari shahabat Abi Hurairah )

Jadi menggantungkan ayat kursi / yang lainnya dari ayat – ayat Allah tidak akan bermanfaat bagi mereka sedikitpun . Ataukah mereka melakukannya dengan tujuan untuk mencari berkah dengan Al Qur`an dengan cara seperti itu? Maka cara semacam ini tidaklah disyari`atkan bahkan merupakan perkara baru yang diada – adakan, telah bersabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam;

كل بدعة ضلالة

Artinya: "Dan setiap bid'ah adalah kesesatan"

Sesungguhnya cara bertabaruk dengan Al Qur`an adalah dengan membacanya dengan sebenar – benarnya, melafadzkan dengan lisannya, mengimani dalam hatinya dan mengamalkan dengan anggota tubuhnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ;

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ أُوْلَئِكَ يُؤْمِنُونَ
بِهِ وَمن يَكْفُرْ بِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

"Orang yang Kami berikan Kitab kepada mereka, sedang mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan, mereka itulah orang yang beriman kepadanya; dan sesiapa yang mengengkarinya maka mereka itulah orang yang rugi. " Q.S Al-Baqarah: 121)

Inilah jalannya orang – orang mukmin, membaca Kitabullah dan tidak menggantungkannya didinding dan didalam museum. Ataukah mereka yang menggantungkannya tersebut menginginkan untuk mengingatkan manusia terhadap Al Qur`an apabila mengangkat kepala kearahnya? akan tetapi apabila kita melihat dalam kenyataannya maka tidaklah kita mendapatkan pengaruhnya karena mungkin dalam majlis – majlis itu tidak ada seorangpun yang mengangkat kepalanya membaca ayat tersebut atau untuk memikirkan apa yang terkandung di dalamnya dari hukum–hukum dan rahasia–rahasianya. Ataukah mereka yang menggantungkan ayat – ayat yang mulia itu sekedar menggantungkan saja ( tanpa maksud apa-apa ) atau untuk tujuan keindahan pandangan? Sesungguhnya tidaklah pantas menjadikan Al Qur`an sebahagai sesuatu yang sia-sia . Tidak pantas pula hanya sebahagai hiasan saja , Al Qur`an terlalu mulia dan terlalu agung kedudukannya antuk dijadikan semua itu .

Sesungguhnya menggantungkan Al Qur`an tersebut adalah perkara yang dilarang. kita tidak menyangka ada seorangpun yang tidak mengetahuinya. Sesungguhnya majlis-majlis yang digantung didalamnya Al Qur`an kadang-kadang merupakan majlis sia-sia yang diharamkan , karena kadang-kadang didalamnya berlakukan ghibah, kedustaan, caci-maki dan perbuatan haram yang lainnya. Kadang-kadang pula kita terdengar suara musik dan nyanyian yang haram dimajlis-majlis tersebut. Maka perbuatan-perbuatan ini jelas merupakan sikap mengolok-olok terhadap Kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena digantungkan di atas kepala-kepala hadirin dalam keadaan mereka berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dihadapan ayat-ayat Kitabullah . Kita memohon kema'afan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap perkara yang demikian ini .

Karena itu kita menyeru kepada segenap saudara kita yang mengantungkan ayat-ayat Al Qur`an untuk melepaskannya karena perbuatan seperti ini tidaklah pantas untuk dilakukan walau apapun tujuannya .

2) Adapun perkara yang kedua yang ingin saya peringatkan dan saya khususkan hal ini kepada para penulis yang biasa menulis ayat-ayat Al Qur`an yang mulia untuk orang lain di kertas –kertas atau yang lainnya. Para penulis itu biasa menggunakan bentuk khat ( tulisan ) selain khat `Utsmani. Mereka menjadikan tulisan-tulisan ini dalam bentuk seni lukis/ukir ( kaligrafi ) , kadang-kadang kita mendengar sebahagian dari mereka ingin menulis firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ

Artinya: "Ia menjadikan malam melengkari siang, dan menjadikan siang melengkari malam." (Q.S. Az-Zumar:5)

Maka dia menulis huruf wau ( و ) seolah-olah seperti lingkaran sementara dia menginginkan menulis Al Qur`an sesuai dengan apa yang ditunjukan dari maknanya. Hal jelas keharamannya tanpa keraguan. Karena lafadz-lafadz Al Qur`anul Karim tidak pantas untuk dijadikan bentuk yang samar yang mana pada sisi ini ingin dinampakkan sisi kepakaran penulisnya atau dibuat dengan bentuk yang akan memalingkan pandangan pada seninya ( bukan pada ayat-ayat Al Qur`an ) karena Al Qur`an bukanlah untuk dijadikan hiasan dan lukisan / ukiran .

Dan sesiapa yang padanya ada tulisan yang demikian maka hendaklah dia membakar atau menghapusnya agar supaya ayat-ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak dijadikan sebagai bahan permainan / olok-olokan .

Para `ulama Rahimahumullah telah berselisih dalam tiga pendapat tentang boleh tidaknya menulis Al Qur`an dengan selain khat `Utsmani sekalipun untuk anak-anak . Adapun menulis Al Qur`an dengan bentuk seni lukis / ukir ( sehingga sulit di baca atau dapat menyebabkan keliru dalam membacanya ) tidak ragu lagi keharamannya . Maka wajib bagi kita – wahai saudara-saudara sekalian – untuk menghormati kitabullah, mengagungkannya dan menjadikannya sesuai dengan tujuan diturunkannya yakni sebagai nasehat, obat penyembuh bagi penyakit dalam dada ,petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman .Dengarkan hikmah diturunkannya Al Qur`an dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ;

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَاب

Artinya: "Inilah Kitab yang Kami turunkan kepadamu dengan keberkatan, untuk mereka perhatikan ayat-ayatnya, dan agar orang yang berakal mengambil iktibar. )" (Q.S Saad:5)

Tidaklah Al Qur`an turun untuk dipajang di dinding dan tidaklah turun untuk dijadikan lukisan / ukiran dalam penulisanya .

Tidaklah Al Qur`an turun untuk dipajang di dinding dan tidaklah turun untuk dijadikan lukisan / ukiran dalam penulisanya .Ketahuilah – semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala merahmati kalian - bahwasannya sebaik – baik ucapan adalah kitabullah dan sebaik – baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam . Sedangkan sejelek – jelek perkara adalah bid`ah . Ketahuilah setiap biid`ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya adalah neraka.

Penulis: Al-Ustadz Abdul Fattah